Minggu, 11 Januari 2009

Pupuk Kimia VS Pupuk Organik

Semua manusia yang masih hidup didunia ini pasti membutuhkan makanan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Peran petani sangatlah penting untuk menunjang kebutuhan manusia tersebut, tanpa ada petani maka makanan akan langka. Hal ini disebabkan dengan adanya petani maka tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok seperti padi, jagung dapat dibudidayakan dan ditingkatkan hasilnya. Namun apabila tanaman pokok tersebut tidak dirawat dan dibudidayakan maka akan berkurang hasilnya. Memang tanpa dirawatpun tanaman masih dapat tumbuh dan berproduksi, namun hasilnya akan berbeda ketika dirawat, karena tingginya persaingan dengan gulma, sehingga hasilnya sedikit.

Peran petani dalam menunjang peningkatan hasil produksi tanaman pokok tidak terlepas dari beberapa dukungan, yang meliputi keahlian, pengalaman, kualitas benih, kesuburan tanah, dan yang paling penting adalah peran pupuk. Pupuk merupakan salah satu komponen yang sangat dibutuhkan tanaman. Seperti halnya manusia membutuhkan makanan untuk dapat beraktifitas dan bekerja, tanaman membutuhkan pupuk untuk melengkapi kebutuhan dalam proses fotosintesis. Selain itu pupuk dapat memberikan nutrisi bagi tanaman dimana nutrisi tersebut belum ada ditanah tempat tanaman itu tumbuh.

Pupuk yang sudah ada dan dikenal banyak orang yaitu pupuk kimia, pupuk organik dan pupuk hayati. Dari jenis pupuk tersebut terdapat kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Pupuk kimia mempunyai kelebihan cepat diserap oleh tanaman, cepat terurai, mudah larut, dan efisien dalam pemberiannya/pengaplikasiannya, sedangkan kelemahannya dapat membuat kondisi tanah menjadi kering, dapat mengurangi organisme dalam tanah yang bermanfaat, harganya mahal. Untuk pupuk organic mempunyai kelebihan mampu meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan organisme tanah, menggemburkan tanah dan dapat dibuat sendiri sehingga lebih ekonomis. Sedangkan kelemahannya yaitu membutuhkan waktu agak lama dalam pembuatan dan pembentukan pupuk ini, sehingga kurang efisien waktu, kemudian aplikasinya tidak bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman, masih membutuhkan waktu untuk dapat dipakai oleh tanaman. Sedangkan pupuk hayati mempunyai kelebihan mampu meningkatkan organisme menguntungkan dalam tanah dan mengurangi organisme pathogen dalam tanah, kelemahannya yaitu harganya agak mahal.

Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, KCl atau MOP untuk hara K. Sedangkan pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya.

Sedangkan pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengkelompokkan pupuk-pupuk yang ditambang seperti dolomit, fosfat alam, kiserit, dan juga abu (yang kaya K) ke dalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah dipabrik misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair antara lain adalah compost tea, ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair peternakan, fermentasi tumbuhan-tumbuhan, dan lain-lain. Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap. Bahkan di dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain. Namun, kandungan hara tersebut rendah. Berdasarkan pengalaman saya, tidak ada pupuk organik yang memiliki kandungan hara tinggi atau menyamai pupuk kimia.
Nama keren pupuk hayati adalah biofertilizer. Ada yang juga menyebutnya pupuk bio. Apapun namanya pupuk hayati bisa diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya nama pupuk kurang cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak mengandung N, P, dan K. Kandungan pupuk hayati adalah mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang malarutkan hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan tanaman.

Pada akhir-akhir ini kelangkaan pupuk kimia mulai terasa, terbukti banyak petani yang rela membayar berapun untuk mendapatkan pupuk kimia. Mengapa harus terfokus pada pupuk kimia, padahal masih banyak pupuk lain selain pupuk kimia yang dapat dimanfaatkan. Petani biasanya mempunyai binatang ternak, dimana kotorannya masih kurang optimal dalam pemanfaatannya. Biasanya kotoran ternak hanya dibiarkan saja tanpa diolah menjadi pupuk.

Memang dari dulu pupuk kimia terbukti mampu meningkatkan produksi pertanian bagi para petani, sehingga petani enggan untuk pindah ke pupuk organik. Pupuk kimia mampu memberikan hasil yang cepat kelihatan, seperti daunnya menjadi hijau segar, pertumbuhannya bagus, cepat besar. Namun dalam waktu lama pupuk kimia dapat membuat tanah menjadi keras, tandus dan persentase keberadaan organisme menguntungkan dalam tanah akan berkurang. Hal ini sudah mulai terlihat saat ini, yaitu kondisi tanah yang membengkak ketika suhu panas dan tidak kena air dalam jumlah banyak.
Sebenarnya tanpa pupuk kimia, tanaman masih tetap bisa tumbuh bagus dengan bantuan pupuk organik, seperti pupuk kandang, kompos, dll. Pupuk organik mampu memberikan penyelesaian terhadap kondisi tanah yang disebabkan pupuk kimia. Pemberian pupuk organic dapat menggemburkan tanah, sehingga akar tanaman dapat lebih mudah menancapkan akarnya untuk mencari makanan dan nutrisi bagi keperluan hidupnya. Pupuk organic juga mampu mengundang dan meningkatkan keberadaan organisme dalam tanah yang mampu membantu menyediakan keperluan hara dan nutrisi bagi tanaman.
Untuk mengajak petani beralih kepertanian organik tampaknya agak sulit. Namun semua itu bisa dilakukan, walaupun dalam waktu yang lama. Perlu sedikit demi sedikit memberikan pengarahan dan pendampingan dalam bertani. Mungkin disinilah peran mahasiswa pertanian, yaitu memberikan pengarahan dan himbauan serta bantuan kepada petani sehingga mampu meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia yang berlebihan, bisa dilakukan dengan menggabungkan pupuk kimia dengan pupuk organik. Kalau pupuk kimia langsung dihentikan, maka produksi akan langsung turun drastis, hal ini karena yang semula tanaman dengan mudah memperoleh hara secara langsung dari pupuk kimia, menjadi kesulitan memperoleh hara. Untuk mengantisipasi hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengurangi dosis pupuk kimia sedikit demi sedikit. Semakin lama pupuk kimia semakin dikurangi dan pupuk organik semakin ditambah, sampai pupuk kimia tidak diberikan lagi namun produksi tetap banyak dan bagus.

Keuntungan menggunakan pupuk organik dibandingkan pupuk kimia yaitu, dengan pupuk organik kondisi tanah menjadi lebih gembur, bisa dibuat sendiri dan dapat meningkatkan organisme dalam tanah. Orang sering lupa bahwa selain kandungan hara, pupuk organik juga mengandung senyawa-senyawa organik lain. Meskipun kandungan haranya rendah tetapi kandungan senyawa-senyawa organik di dalam kompos ini memiliki peranan yang lebih penting dari pada peranan hara saja. Misalnya, asam humik dan asam fulvat. Kedua asam ini memiliki peranan seperti hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Kompos diketahui dapat meningkatkan nilai KTK (kapasitas tukar kation) tanah. Artinya tanaman akan lebih mudah menyerap unsur hara. Tanah yang diberi kompos juga menjadi lebih gembur dan aerasi tanah menjadi lebih baik. Tanah yang diberi kompos lebih banyak menyimpan air dan tidak mudah kering. Jika diamati lebih jauh, aktivitas mikroba pada tanah yang diberi kompos akan lebih tinggi daripada tanah yang tidak diberi kompos. Mikroba-mikroba ini memiliki peranan dalam penyerapan unsur hara oleh tanaman. Singkat cerita, kompos dapat memperbaiki sifat kimia, sifat fisik, dan sifat biologi tanah.

Pupuk hayati, pupuk organik, dan pupuk kimia adalah jenis pupuk yang tegas perbedaanya. Namun saat ini ada kecenderungan untuk mengkombinasikan jenis-jenis pupuk tersebut. Misalnya ada produk pupuk yang menyebut dirinya pupuk NPK organik. Pupuk ini merupakan pupuk kimia yang dikombinasikan dengan pupuk organik. Ada juga yang menyebut sebagai pupuk bioorganik. Maksudnya adalah kombinasi antara pupuk organik dengan pupuk bio (hayati). Namun masih sedikit atau bahkan tidak ada yang mengkombinasikan pupuk NPK dengan pupuk hayati. Karena umumnya mikroba tidak tahan jika disatukan dengan pupuk kimia dalam konsentrasi tinggi. Begitu banyak sekali produk-produk pupuk dipasaran. Terserah Anda akan memilih yang mana. Saya sarankan Anda memilih pupuk hayati atau pupuk organik jika memungkinkan. Karena kedua pupuk ini sejauh ini lebih ramah lingkungan dan mempunyai keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan pupuk kimia, serta berorientasi pada kondisi lahan kedepannya.

Pengelolaan Tanaman Guna Pemanfaatan Lahan Tidak Produktif

Pengelolaan Tanaman Guna Pemanfaatan

Lahan Tidak Produktif

Indonesia merupakan Negara yang terkenal sebagai Negara agraris atau Negara pertanian. Hal ini terbukti dari hampir 80% penduduk Indonesia hidup dengan menjadi petani. Namun semakin menyempitnya lahan pertanian yang ada di Indonesia membuat kondisi petani di Indonesia semakin terpuruk, selain itu kebanyakan petani di Indonesia merupakan petani kecil yang luas lahannya tidak ada 1 hektar. Untuk itu perlu adanya upaya yang dilakukan guna memanfaatkan semaksimal mungkin lahan yang masih ada dan subur untuk dikelola dan diberdayakan.

Salah satu pulau yang mempunyai tingkat kesuburan bagus namun sudah semakin menyempit yaitu pulau Jawa. Penduduk yang tinggal semakin banyak, lahan pertanian semakin menyempit akibat pengalihan fungsi lahan untuk perumahan. Namun masih banyak lahan-lahan luas yang kurang produktif yang terdapat diluar pulau Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi dan masih banyak pulau lain diluar pulau Jawa. Untuk perlu adanya upaya pemanfaatan lahan yang ada diluar pulau Jawa tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan juga mampu mengurangi tingkat pengangguran.

Adapun upaya yang bisa dilakukan dalam pemanfaatan lahan sebagai lahan pertanian sehingga dapat dimanfaatkan dan diberdayakan secara maksimal untuk meningkatkan pendapatan petani yaitu sebagai berikut:

1. Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Pertanian

a. Padi sawah

Budidaya padi sawah selalu diupayakan oleh petani transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Akan tetapi budidaya padi sawah di lahan gambut dihadapkan pada berbagai masalah terutama menyangkut kendala-kendala fisika, kesuburan serta pengelolaan tanah dan air. Kunci keberhasilan budidaya padi sawah pada lahan gambut terletak pada keberhasilan dalam pengelolaan dan pengendalian air, penanganan sejumlah kendala fisik yang merupakan faktor pembatas, penanganan substansi toksik dan pemupukan unsur makro dan mikro.

b. Tanaman perkebunan dan industri

Budidaya tanaman-tanaman perkebunan berskala besar banyak dikembangkan di lahan gambut terutama oleh perusahaan-perusahaan swasta. Pengusahaan tanaman-tanaman ini kebanyakan dikembangkan di propinsi Riau dengan memanfaatkan gambut tebal. Sebelum penanaman, dilakukan pemadatan tanah dengan menggunakan alat-alat berat. Sistem drainase yang tepat sangat menentukan keberhasilan budidaya tanaman perkebunan di lahan tersebut. Pengelolaan kesuburan tanah yang utama adalah pemberian pupuk makro dan mikro.

Tanaman perkebunan yang sering dibudidayakan antara lain seperti kelapa sawit, sagu, karet, kopi dan kelapa, nanas (Ananas cumosus) merupakan tanaman yang menunjukkan adaptasi yang tinggi pada gambut berdrainase. Nanas bisa beradaptasi dengan baik pada keadaan kemasaman yang tinggi dan tingkat kesuburan yang rendah. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman tahunan yang cukup sesuai pada lahan gambut dengan ketebalan sedang hingga tipis dengan hasil sekitar 13 ton/ha pada tahun ketiga penanaman.

c. Tanaman pangan (palawija) dan tanaman semusim lainnya

Tanah gambut yang sesuai untuk tanaman semusim adalah gambut dangkal dan gambut sedang. Pengelolaan air perlu diperhatikan agar air tanah tidak turun terlalu dalam atau drastis untuk mencegah terjadinya gejala kering tidak balik. Tanaman pangan memerlukan kondisi drainase yang baik untuk mencegah penyakit busuk pada bagian bawah tanaman dan meminimalkan pemakaian pupuk. Cassava (Manihot esculenta) atau tapioka menghasilkan lebih dari 50 ton/ha dengan pengelolaan yang baik dan merupakan tanaman pangan yang penting pada gambut oligotropik tropis dengan drainase yang baik.

2. Pemanfaatan Lahan dengan Sistem Agroforestri

Agroforestri adalah suatu sistem penggunaan lahan yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan hasil total secara lestari, dengan cara mengkombinasikan tanaman pangan/pakan ternak dengan tanaman pohon pada sebidang lahan yang sama, baik secara bersamaan atau secara bergantian, dengan menggunakan prhaktek-praktek pengolahan yang sesuai dengan kondisi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya setempat. Dengan system ini maka lahan yang kosong dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal.

Manfaat ekologis secara khusus sistem Agroforestri adalah sebagai berikut :

a) Mengurangi laju aliran permukaan, pencucian zat hara tanah dan erosi, karena pohon-pohon akan menghalangi terjadinya proses tersebut.

b) Perbaikan kondisi iklim makro, misalnya penurunan suhu permukaan tanah dan laju evaporasi melalui penutupan oleh tajuk pohon dan mulsa.

c) Peningkatan kadar unsur hara tanah, karena adanya serasah/humus.

d) Perbaikan struktur tanah karena adanya penambahan bahan organik yang terus menerus dari serasah yang membusuk.

Pada dasarnya sistem pertanian agroforestri ini sudah lama dikembangkan dan dipakai oleh petani dulu, yaitu mereka menanam tanaman besar berupa buah-buahan pada halaman rumahnya, dan disela-sela ditanami tanaman pertanian seperti cabe, tomat, dll. Sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih banyak daripada hanya ditanami satu jenis tanaman saja. Selain itu dengan teknik ini lahan yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan, sehingga tidak tersia-siakan. Hal ini juga bisa meningkatkan kesuburan tanah pada arela tersebut.

Secara ekonomi fungsi agroforestri dapat berperan untuk meningkatkan pendapatan dari pemilik lahan. Apabila tanah di halaman rumah dibiarkan saja maka tidak akan mendapatkan apa-apa, namun dengan ditanami tanaman maka hasilnya dapat di jual, atau kalau tidak di jual paling tidak bisa dipakai sendiri tanpa harus beli, seperti cabe, tomat, dll. Kalau tanah di halaman tersebut ditanami satu jenis saja sudah menguntungkan, apalagi kalau ditanami lebih dari satu tanaman, maka pendapatan juga akan meningkat. Secara sosial dengan penanaman dengan teknik ini bisa untuk beramal dengan membagi-bagi hasilnya pada tetangga yang membutuhkan, sehingga mampu meningkatkan rasa silaturahmi, persaudaraan dan juga keakraban. Selain itu apabila produksinya besar, maka dapat dimanfaatkan untuk membantu tetangga yang masih nganggur, sehingga bisa mengurangi pengangguran.

3. Pelestarian Lahan Potensial di Pegunungan/Perbukitan

Usaha pencegahan terjadinya lahan kritis di pegunungan antara lain:

a. Penanaman pohon pelindung (tanaman penutup tanah)

Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah lapisan atas oleh air hujan. Jenis tanaman yang paling cocok adalah tanaman reboisasi (pinus, jati, rasamala, dan cemara).

b. Penanaman secara kontur

Yaitu melakukan penanaman searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air.

c. Penggunaan tehnik pengolahan lahan secara baik

Yaitu pengolahan tanah menurut garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air, sehingga tidak terjadi erosi dan pengikisan tanah yang terlalu besar.

d. Pembuatan teras. (sengkedan/terrassering)

Fungsinya untuk mengurangi panjang lereng, memperbesar resapan air, dan mengurangi erosi.

e. Pembuatan tanggul/guludan bersaluran

Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap dalam tubuh.

geo107_17
Gambar Cara-cara pengawetan tanah (konservasi tanah)

Keterangan gambar:

a. Pergiliran tanaman (crop rotation)

b. Pengendalian penggembalaan

c. Reboisasi

d. Bendungan alami kecil

e. Memperkuat pinggir sungai

f. Pengolahan tanah menurut garis kontur.

Senin, 22 Desember 2008

perdana

terimakasih atas layanannya.
ahirnya bisa muncul juga